Tapi, kalau ditelisik batu dari berbagai sudut pandang, ternyata banyak juga pengaruhnya terhadap masyarakat. Jika ditinjau dari ekonomi, manfaat batu sangat dirasakan bagi para penjual batu. Harganya yang berkisar ratusan ribu hingga puluhan juta membuat banyak orang yang beralih profesi. Apalagi jika batu tersebut dipacilla' (dikilapkan) dan batu tersebut bening. Makin banyak lah yang tertarik. Di Enrekang, ada anak SMP yang meraup lima juta rupiah hanya karena menjual batu sisik naga (Kompas.com). Hebat kan? Lumayan lah, bisa membantu keluarga.
Bagi para konsumen, jangan asal beli juga. Jangan boros. Jangan sampai, kita mempunyai batu bejibun dirumah, tapi daya beli bahan-bahan pokok untuk kebutuhan keluarga tidak diperhatikan. Ingat anak yang butuh susu dan uang sekolah. Dan jangan lupa istri yang nagih gaji bulanannya. Jangan sampai gajinya dipakai beli batu lagi. Grrr.
Yang menarik, ketika kemarin saya stalking gambar twitter dari Pak Walikota Padang, H. Mahyeldi (@MahyeldiPadang). Disitu ia mengupload kartu anggota Komunitas Batu Akik Mulia. Sejenak saya berpikir, "Oh, ada juga yah ternyata komunitasnya." Ternyata batu pun bisa menjadi sarana persaudaraan.
Terlepas dari itu semua, jangan sampai ada yang mempercayakan batu sebagai jimat atau semacamnya. Datangkan rezeki lah, menolak bala lah, pokoknya jangan sampai. Sebab yang mendatangkan rezeki hanyalah Allah. Dan hanya kepada-Nya pula lah kita wajib percaya. Bukan kepada batu.
0 komentar:
Posting Komentar