Judul : SARVATRAESA:
Sang Petualang
Penulis : Dian Nafi
Penerbit : Diandra
Pustaka Indonesia
Cetakan : Pertama,
November 2013
Tebal : 158 halaman.
ISBN :
978-602-1612-04-0
Satu dari penyakit
remaja saat ini yakni sulitnya bergerak kearah yang lebih baik. Istilah gaulnya
yaitu Move On. Mereka terus menumpuk kegalauan
mereka seolah tak ada jalan keluar. Mereka tak lagi menatap masa depan. Yang
mereka lihat hanyalah kaca spion di masa lalu mereka. Alhasil, jadilah mereka
pemuda yang cepat putus asa.
Namun, berbeda dengan tokoh
Sarva. Dian Nafi dalam karyanya ‘Sarvatraesa: Sang Petualang’ mengisahkan
tentang seorang Sarva yang berhasil bangkit. Bermula dari kecintaan Sarva pada
Mayana. Keduanya saling kasih mengasihi. Akan tetapi, perjalanan mereka tidak
berjalan mulus setelah tahu bahwa Farhan sering ke rumah Mayana. Kecemburuan
Sarva pada Farhan meletup-letup hingga hampir terjadi perkelahian.
Karena kegelisahannya
itu, Sarva mencoba mendekati Ika –teman SD Mayana. Harapannya, dengan mendekati
Ika, Mayana ikut cemburu. Usaha Sarva itu ternyata sia-sia. Yang ada malah
menambah kekacauan dalam diri Farhan.
Waktu demi waktu, Sarva
mulai menghentikan perasaan cengengnya. Ia mulai serius dengan aktivitasnya.
Menjadi mahasiswa kedokteran di UNAIR Surabaya. Karena ketekunannya itu, para
gadis-gadis mulai mengaguminya. Davina salah satunya. Ia terpikat dengan Sarva.
Maka dengan perjuangannya untuk meraih cinta Sarva, ia pun merayunya. Jadilah
mereka suami istri.
Ikatan Sarva dan Davina
tidak begitu lancar diawal. Selain karena Sarva masih mencintai Mayana,
pernikahan mereka juga didasari atas dasar menaruh hormat kepada ayah Davina –yang
seorang Profesor. Sarva banyak berhutang budi pada ayah Davina.
Perjalanan menuju arah
lebih baik setelah Sarva –yang telah menjadi dokter- ditempatkan di Ambon.
Disana ia menemukan banyak pelajaran. Ia mempelajari arti hidup. Berkat semua
itu, jadilah Sarva pribadi yang hebat. Sarva mulai mencintai istri yang dulu
tak dicintanya, Davina.
“You wanna know how to move your life, your heart on? First, review your
life, bad and good folder. Never erase, you just keep on your mind the hardest,
the sadness, sorrow, and any foolish.”
“Second, Peep out and splutter the nicest thing, laugh, achievement, and
dream.”
“Third, find someone who deserve dor both and willing to handle the bad
folder on left hand and good folder on the right one,” Ucap Sarva ketika ditanya rumus Move On.
Buku dengan tebal 158
ini sangat cocok buat para remaja. Dengan buku ini, kita bisa mengambil hikmah
agar tak selamanya disesaki oleh masa-masa lalu. Selamat membaca!
0 komentar:
Posting Komentar