Judul
: Seluk-Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali
Penulis
: Drs. Zainuddin dkk.
Penerbit
: Bumi Aksara Jakarta. Anggota IKAPI.
Cetakan
: Pertama, 1991
Tebal
: 135 halaman
ISBN
: -
Salah
satu cerita yang cukup terkenal mengenai Jepang yakni sepak terjangnya dengan
dunia pendidikan. Setelah terjadi ledakan di Hiroshima, Kaisar Jepang saat itu Hirohito
bukan bertanya perihal seberapa banyak materi yang tersisa. Namun, berapa
banyak para pendidik atau guru yang masih hidup. Ini bukti bahwa pendidikan
adalah suatu yang amat penting. Jepang dengan segala ilmu pengetahuan dan
teknologi nya maju berkat dunia pendidikan.
Dalam
peradaban Islam, kita juga bisa menyaksikan budaya dan tradisi ilmu yang begitu
kental. Tak heran peradabadan Islam sering disebut dengan zaman keemasan (Golden Age). Lahirnya peradaban itu
tidak bisa lepas dari para alim ulama. Al-Ghazali adalah salah satu pemikir
muslim yang mempunyai banyak sumbangsih dalam tradisi keilmuan. Ulama yang juga
dijuluki Hujjatul Islam ini tidak
hanya menguasai satu bidang keilmuan. Ia mempelajari ilmu fiqh, mantiq, dan
filsafat.
Luasnya
ilmu yang dimiliki oleh Al-Ghazali ini membuat Zainuddin dkk menyediakan buku
khusus mengenai pendidikan. Buku yang diberi judul ‘Seluk-Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali’ ini menyajikan konsep
ataupun aspek yang harus dimiliki seorang pendidik. Tentang bagaimana hakikat
ilmu, pengajar, murid, dan orangtua.
Buku
dengan jumlah 5 Bab ini tidak hanya meliput pemikiran Al-Ghazali. Namun,
Penulis juga mengutip pendapat dari praktisi pendidikan di Indonesia maupun luar
negeri. Hal ini untuk menyelaraskan kesesuaiannya dalam tinjauan Agama dan
bernegara.
Dalam
tujuan utama pendidikan misalnya, Al-Ghazali mengemukakan tiga hal hal, yakni;
mempelajari ilmu pengetahuan semata-mata untuk ilmu pengetahuan itu saja,
sebagai pembentukan akhlak, dan untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat
(halaman 42-46). Tujuan pendidikan seperti ini tentu berbeda dengan
aliran-aliran pendidikan Barat. Dimana mereka lebih menekankan aspek dunia.
Bahwa dunia adalah tujuan hidup. Mereka mengingkari wujud Tuhan, hari akhirat,
dan sesuatu yang gaib (transenden) (halaman 47).
Al-Ghazali
juga mengutarakan agar para pendidik hendaknya mengikuti jejak Rasulullah dalam
tugas dan kewajibannya. Karena memang Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam dilahirkan di dunia ini adalah sebagai Uswatun Hasanah atau Figur Ideal bagi
umat manusia pada umumnya dan bagi seorang pendidik pada khususnya (halaman
59). Para pendidik juga harus memberikan kasih sayang kepada murid-murid dan
memperlakukan mereka seperti anak sendiri (halaman 61). Selain itu, seorang
pendidik juga harus memberi teladan bagi anak didik mereka dan menghormati kode
etik guru (halaman 62).
Sebaliknya,
untuk para pelajar kata Al-Ghazali hendaklah mendahulukan kesucian jiwa. Membersihkan
dirinya dari sifat-sifat yang tercela seperti: dengki, takabbur, menipu, angkuh
dan sebagainya. Sebab pribadi yang buruk meski berpengatahuan, tidak bermanfaat
bagi dirinya dan lainnya. Ia hanya memperoleh kulit dan lahirnya saja, bukan
isi dan hakikatnya.
Para
penunut ilmu juga seharusnya mengurangi hubungannya dengan kesibukan duniawi.
Ia harus siap merantau untuk mencari ilmu pengetahuan, tidak menyombongkan
ilmunya dan tidak menentang gurunnya. Penuntut ilmu juga baiknya mendudukan ilmu
pengetahuan yang paling pokok dan mulia lebih awal kemudian yang penting (halaman 71-73).
Buku
dengan tebal 135 halaman ini sangat direkomendasikan buat para praktisi
pendidikan. Sebab, seperti yang sudah dijelaskan, untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa lagi berbudi pekerti luhur adalah dengan pendidikan. Pendidikan ialah
tonggak untuk mencapai kemajuan bangsa.
kk minta nomor wa nya, saya mau pesan buku ini...
BalasHapusMasih ada gak kak buku ini klo masih saya beli kak
BalasHapus