Cari Blog Ini

Rabu, 26 November 2014

Kotoran Kucing

Saya menghentikan bacaan. Pikiran saya tidak tenang. Menghayati novel akhirnya tidak fokus. Saya kalau dalam keadaan seperti ini, harus pindah aktivitas. 

Saya mengambil Al-Quran dan membaca dua lembar. Setelah itu, kembali menyapu pekarangan rumah. Agak kotor sebab daun-daun kering berjatuhan. Dengan sapu lidi di tangan kanan dan sendok sampah di tangan kiri, saya pun beraksi.

Saat memungut sampah yang terselip di pot bunga, indra penciuman saya terganggu. Ada bau tak sedap. Saya merunduk mencari sumber bau busuk itu. Saya bertingkah layaknya kucing. 

"Disini kau rupanya!" kata saya dalam hati. Saya menemukan pup kucing di permukaan tanah. Tanpa perlu waktu lama, saya mengambil sekop kecil untuk mengubur kotoran pemangsa ikan itu.

Mendadak saya ingat kejadian beberapa tahun lalu. Persis seperti kejadian ini. Hanya saja, saya ditemani seorang teman. "Deh, langsung hilang baunya di'," ucap teman ketika saya menimbun kotoran. "Itumi mungkin dikuburki." Mendadak pembicaraan hening.

Tentang kuburan. Saya selalu tak semangat membicarakannya. Oleh karenanya, postingan ini saya sudahi saja. Saya sebenarnya masih punya banyak hal yang ingin disampaikan. Namun, sepertinya saya harus menumbuhkan semangat membicarakan kuburan. Meski tidak bisa bisa. 

Oh iya. Ngomong-ngomong, apa kalian semangat kalau membicarakan kuburan?

November, 2014

0 komentar:

Posting Komentar

Muh. Hidayat. Diberdayakan oleh Blogger.