Cari Blog Ini

Minggu, 16 Desember 2012

Pasar & Bawang Goreng

Disuatu pasar, tepatnya di Pasar Maricaya. Aku menemani ibuku berbelanja. Ibuku (dan mungkin juga ibu-ibu yang lain) sangat lihai dalam tawar-menawar.

"5rb mo ini nah?" Tawar ibuku sambil menunjukan sawi.

"Ai. Ndak bisa, bu. Besar-besarki ini sawinya. Ndak sama yang disana" Jawab penjual. "Kalau 7rb bisa ji, bu" lanjutnya.

Kadang aku berpikir "Jikalau semuanya ditawar sesuai kemampuan daya beli, berapakah keuntungannya sehari?"

Beberapa menit kemudian, kucoba jelajahi pasar ini. Kutinggalkan ibuku yang sangat asyik berbelanja. Sesekali ucapan "Cari apaki, Pak?" Terdengar dari samping kanan ataupun kiri. Ditengah penjelajahan, aku ketemu dengan Bu Anto -yang juga tetanggaku. Aku baru tau kalau dia ternyata jualan ditempat ini. Hmmm. Semoga dagangannya laku ya Bu. Aamiin.

Kutemui ibuku kembali yang masih asik tawar-menawar. Nampak kantongan yang dibawah sudah banyak terisi oleh sayur-sayuran. Pertanda kalau kami akan segera pulang.

~~oo~~

"Yat ! Saya lupa beli bawa goreng," Sahut ibuku tatkala kami sampai dirumah. "Pergiko belikanka nah ! Sendiri mko. Tapi beliko bawang goreng di Ibu Hj Inah," Lanjut ibuku.

"Dimana tempatnya itu?" Tanyaku.

"Ada itu dekatnya penjual ikan. Pokoknya tanya mko saja yang mana itu dibilang Ibu Hj Inah," Tegas ibuku.

Diberikanku uang 20rb. Dan akupun bergegas pergi. Sesampainya dipasar, aku agak sedikit bingung. Gemuruh bunyi parutan kelapa diiringi dengan nada potongan-potongan ayam. Ditambah lagi dengan suara tawar menawar. "Sambalu, 5rb 5rb," Begitu kata orang yang sedang memotong ayam. Karena kebingungan, akupun menelpon Ibuku. Jawaban ibuku masih saja sama dengan penjelasan sewaktu dirumah. Dengan berat hati, maka akupun mencoba bertanya. "Bu, dimana itu warungnya Ibu Hj Inah?" Tanyaku kepada penjual sayur. "Itu disanae," Jawab ibu tersebut sambil menunjuk warungnya. Oh, Sial. Ternyata warungnya udah dari tadi aku lewati. Hahaha. Dan, ten teeeenng. Misi membeli bawang gorengpun selesai.

Belum puas dengan suasana pasar, kucoba menjelajahi pasar lagi. Tanpa sengaja, mataku terpaku kepada penjual jam. Kulihat satu persatu jam yang berada dibalk kaca. Bagus. "Pasti mahal" Pikirku sejenak. Kucoba bertanya meskipun niatnya tidak membeli."Eh. Serius ? Ini harganya segini ?" Pikirku lagi setelah bertanya tentang harga jamnya yang ternyata cuman 45rb. Kucoba pergi dari tempat itu dengan alasan tak ingin agar orang-orang melihatku mengambil uang. Maklum, gak suka soalnya. Pas kembali ketempat penjualan tersebut, penjualnya kembali berkata "35rbmi ambilkanki." Ah. Makin murah dan makin ngirit. Setidaknya nggak murahan. Hehehe. Akupun mengambilnya. Dan ngomong-ngomong, karena penjualnya juga menjual tempat jamnya, alhasil akupun harus menambah 5rb. Jadi, totalnya sebesar 40rb. Tak apalah setidaknya ada.

Setelah kejadian itu, aku berpikir kalau akan diteriaki oleh teman-teman karena menggunakan jam tangan baru. Dan satu lagi, kalau bukan karena ibuku lupa membeli bawang goreng, mungkin aku tidak mempunyai jam tangan, hehe.

Senin, 17 Desember 2012

1 komentar:

  1. HR Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan: Hanyasanya amalan-amalan itu dengan niat, dan hanyasanya setiap urusan dengan apa yang diniatkannya.

    "Perbuatan itu sesuai dgn niatnya, dan jika kita tulus dan ikhlas melaksanakannya, pasti slalu ada buah manis sbg hasilnya."

    HR Bukhari: Jika engkau berada di sore hari jangan menunggu datangnya pagi dan jika engkau berada pada waktu pagi hari jangan menunggu datangnya sore. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum sakit dan masa hidupmu sebelum mati.

    "Manfaatkanlah peluang. Manfaatkanlah kesempatan. Jangan menunggu hari esok, apa yg anda bisa krjakan hari ini"

    HR Al Bassar: Barangsiapa Berhemat Maka Allah Menjadikannya
    Kaya, dan barang siapa yang boros, maka Allah menjadikannya miskin.

    "Telitilah sebelum membeli. Barang murah blum tentu rendah. Barang mahal sudah pasti menguras uang anda dan bisa saja kualitasnya tdak jauh beda".

    BalasHapus

Muh. Hidayat. Diberdayakan oleh Blogger.