Cari Blog Ini

Rabu, 01 Mei 2024

Yang Tersisa Sebelum Memasuki Tanggal Berikutnya

Tersebutlah seorang pemuda yang bekerja di suatu perusahaan. Dengan segala aktivitasnya, dia menjalani hari-harinya dari pukul delapan pagi, hingga pukul lima sore. Atau bahkan di atas jam itu. Rajinnya ia bekerja tidak perlu ditanyakan lagi. Semua hal rutin dipastikan aman di tangannya. Meski kadang, terlambat. Tapi ia selesaikan. Pertanyaannya, apa yang tersisa di separuh waktunya sebelum memasuki tanggal berikutnya?

Pertanyaan tersebut sesekali memasuki jendela pikiran saya. Terlebih lagi ketika beberapa rekan saya sudah menanam karya dan memetik hasilnya. Sementara, diri ini masih berkutat dengan rutinitas. Ketika pulang kerja, tentu saya harus bercengkerama dengan anak dan istri. Sebab, merekalah salah satu alasan saya bekerja. 

Akan tetapi, kadangkala harus menyisihkan waktu untuk meningkatkan kapasitas diri saya. Menulis dan membaca. Atau sesekali mendengarkan Podcast daging dari Gita Wirjawan. Saya terenyak ketika membaca salah satu twit dari @syarifmaulini. "Masih rutin nulis di blog sejak 2008 sampe terakhir update 19 April 2024 (diusahakan sebisa-bisa walau tulisan kadang cepat2/yang penting ada). Prinsipku, kalau blog gak di-update-update, artinya aku terjebak pada urusan duniawi."

Belum cukup sampai di situ, dia kemudian menulis begini, "Bagiku nulis rutin di blog itu penting banget. Bulsit lah yang namanya nulis itu nunggu inspirasi. Inspirasi itu dijemput lewat latihan woy. Kalau sering nulis, kita terbiasa memaksa inspirasi itu datang."

Bisa saja, kalian mungkin tidak sepakat dengan yang beliau katakan. Tapi, saya mengaminkan perkataannya. Kata kunci yang kupegang sebenarnya ada pada kata 'diusahakan', 'terjebak', dan 'latihan'. 

Sebelum memasuki tanggal berikutnya, pastikan diri kita berusaha sebisa-bisanya untuk mengembangkan diri. Jangan terjebak pada ilusi yang itu-itu saja. Dan latihan meskipun itu hasilnya tidak terlihat pada hari itu juga. Kita tahu bersama, bahwa yang tersisa dari kita, wabilkhusus kami yang  para karyawan cuman sekian jam. Saya pun tidak mengatakan bahwa bermain bersama anak dan bercengkerama dengan keluarga itu tidak produktif. Tidak. Tapi kadangkala kita harus menyisakan waktu kita dan mengurangi jatah tidur kita untuk tidak terjebak pada rutinitas belaka.

Apa yang kita usahakan meski sedikit, yakin saja, hasilnya kita petik di kemudian hari. Sekarang saatnya, yang tersisa sebelum memasuki tanggal berikutnya, kita pergunakan untuk menambah anak tangga berikutnya pada kemampuan kita.

0 komentar:

Posting Komentar

Muh. Hidayat. Diberdayakan oleh Blogger.