Terlepas dari data tersebut. Saya ingin membahas perihal Bahasa Makassar. Sebab, beberapa kata dalam bahasa Makassar, bisa menjadi multitafsir jika dibaca. Seseorang baru bisa mengerti ketika mendengarkannya langsung. Maybe...
Contoh. Ketika SMA, teman saya bertanya pada guru Pkn -yang saat itu baru saja menikah.
"Pak, berapa anakta?"
Guru saya langsung tersenyum. Baru menikah, tapi sudah bertanya 'berapa anak?' tentu hal aneh. Tapi, kamu tahu apa jawaban guru saya waktu itu?
"Tidak adapi anakta'."
Spontan kami pun tertawa. Teman-teman yang loadingnya lambat tentu keheranan. Apa yang lucu sih?
Kata 'ta' dalam bahasa Makassar memang bisa mempunyai dua arti. Bisa berarti 'kita'. Juga bisa berarti 'kamu'. Ketika kita mengatakan, "Rumahta", maka itu bisa berarti 'rumah kita' dan 'rumah kamu'.
Begitupun dengan kata 'meki'. Ia juga mempunyai multi-arti. Kata "makan meki dulu!" bisa jadi bermakna "kamu makan aja dulu". Bisa juga bermakna "kita makan aja dulu."
Sekali lagi, ini tergantung kondisi pernyataan tersebut dibuat dan objek yang kita ajak berdialog. Intonasi suara juga menentukan.
***
Hari minggu lalu, ketika saya berada di Gedung Pernikahan, teman saya yang perempuan datang menghampiri.
"Disini meki menikah Dayat. Murahki tempatnya," kata teman saya tersebut.
Mendadak saya langsung tertawa.
*Sekian tulisan gaje ini. :P
ohh baru paham , dikira meki artinya jorok hhh
BalasHapusApa artinya meki?
HapusI have a friend (officemate) with a thick Makassar accent, he used that kinda language when he texts anybody. sometimes I thought I could hear him talking with his accent when I read his message. tho' it's confusing me as well
BalasHapus