Setelah sholat subuh tadi, saya duduk di ruang tamu. Liga Champions
tak lagi kuikuti. Sudah bisa ditebak siapa pemenangnya. Namun, entah
kenapa saya tiba-tiba tertidur. Dalam tidurku, saya memimpikan sesuatu.
Begitu singkat. Tapi masih teringat di kepala saya bagaimana peristiwa
yang saya alami.
Saya menuju ruang tidur. Memandang sesuatu di
langit lewat jendela. Terdapat cahaya bulat yang sangat besar. Putih. Ia
menutupi seperempat bumi. Tapi, beberapa detik kemudian, muncul bulatan
merah lagi yang sangat besar. Bulatan itu seperti perumpamaan matahari
yang biasa dilihat di televisi atau internet.
Mendadak bumi
bergerak. Saya jatuh. Seakan tidak ada lagi gravitasi. Saya tidak
berpijak lagi di bumi. Tapi meluncur ke arah matahari . Semacam berada
di luar angkasa, saya dikelilingi oleh batu-batuan yang menyerupai
meteor. Semakin kencang saya meluncur, saya semakin takut. Matahari itu
semakin dekat. Bara api nya begitu dahsyat. Istigfar tak pernah alfa
dari mulut saya. Saya menutup mata. Dan akhirnya terbangun dengan
keadaan masih beristigfar.
Tanpa perlu lama-lama, saya bergegas
mandi. Guna berkumpul untuk Sholat Gerhana di Markaz Imam Malik, Mesjid
Nurul Hikmah. Dan entah kenapa, mimpi itu masih terngiang-ngiang.
Mengingatkan akan panasnya neraka. Astagfirullah.
Semoga Allah mengampuni dosa-dosa orang yang dzalim ini.
Cari Blog Ini
Rabu, 09 Maret 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Muh. Hidayat. Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar