Kemudian kukembalikan ia pada diriku sendiri. Mengapa saya tidak melakukan hal yang sama? Sambil bertanya kepada ke relung paling dalam, kutemui jawaban, "Kamu tidak serius". Ketika azan berkumandang, wajahmu masih terpasung di depan laptop. Serius. Serius sekali. Tanpa berpikir panjang apa yang terjadi setelahnya. Waktu yang cuman 10 sampai 20 menit dan dapat dipakai untuk salat berjamaah, digadaikan dengan kerjaan yang masih bisa dijeda.
Saya dan kuberharap kalianpun begitu, kita beribadah seserius kita bekerja. Mengerjakan presentasi di hadapan pimpinan, sambil memperlihatkan analisa dan evaluasi yang telah kita kerjakan. Sehingga ketika kita di Akhirat, ketika Allah bertanya, mengapa sedekah kita menurun, mengapa lidah tak lagi pandai membaca alquran, dan mengapa salat kita bolong-bolong, kita punya jawaban kepada-Nya melalui jari, tangan, dan kaki kita yang bicara. "Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan (QS Yasin:65)"
Dan kalian tentu tahu, Allah akan memberikan kita Surat Teguran kepada hamba-hamba-Nya yang lalai. Dia persiapkan neraka yang panasnya melebihi panas yang kita rasakan. Dan kita memohon pertolongan pada-Nya. Namun sudah terlambat waktunya. Kita sedang berada di ruang rapat tertinggi. Dengan layar proyektor yang menggambarkan kehidupan kita di dunia.
Ok, Yat. Cukup. Melanjutkannya malah membuatku takut. Cukupkanlah dirimu dengan rajin mengaudit diri sendiri. Besok kamu bekerja kan? Sebagaimana kamu serius dalam bekerja, ibadahpun hendaknya kau perlakukan sama.
0 komentar:
Posting Komentar