Merdeka! Merdeka! Merdeka! Tepat di 17 Agustus 2022, kita sebagai bangsa Indonesia kembali menggaungkan kemerdekaan yang ke-77. Bendera merah putih mulai mewarnai jalan-jalan. Sorak sorai masyarakat terdengar mendukung rekannya yang mengikuti lomba 17-an. Di lorong atau gang-gang, umbul-umbul mulai bertebaran. Raut wajah kebahagiaan kemudian terukir.
Tema Kemerdekaan tahun ini, pemerintah melalui Kementerian Sekretaris Negara (Kemensetneg) mengusung tema ‘Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat’. Tema ini diambil mengingat pada dua tahun terakhir Indonesia mengalami banyak tantangan dan ujian. Kita tentu mengetahui bahwa pandemi Covid-19 yang mengguncang seluruh sektor masih belum berakhir. Kita masih perlu waspada terhadap ujian selanjutnya. Dan harapan dan doa kita bersama akan kerikil-kerikil di depan mata yakni pulih lebih cepat, serta bangkit lebih kuat.
Apabila ditarik dalam ranah lalu lintas, maka kondisi Indonesia masih dalam zona berbahaya. Atau masih perlu upaya pemulihan. Menurut Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno, Indonesia sedang berada dalam Darurat Keselamatan. Ia mengatakan bahwa setiap jam yang meninggal dunia rata 3 orang akibat kecelakaan lalu lintas, sementara Covid-19 satu hari 3 meninggal dunia. Apabila dikalkulasikan, maka sehari rata-rata 72 orang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas.
Berdasarkan data Kepolisian Negara Republik Indonesia, jumlah korban kecelakaan lalu lintas pada periode tahun 2010 - 2020 berkisar antara 147.798 - 197.560 jiwa. Sedangkan jumlah korban meninggal dunia berkisar antara 23.529 - 32.657 jiwa. Pada tahun 2020 angka kematian mencapai 23.529 jiwa, atau setara dengan tiga jiwa meninggal dunia per jam. Di Sulawesi Tengah, sampai dengan Juli 2022, jumlah korban meninggal dunia mengalami peningkatan sebesar 4,85% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Yang lebih mengenaskan, korban kecelaan didominasi oleh usia produktif. Didominasinya usia produktif ini akan mempengaruhi perekonomian keluarga. Mengingat kemungkinan besar korban kecelakaan lalu lintas merupakan tulang punggung keluarga yang menafkahi keluarga. Hal ini akan berimplikasi pada tingginya kemiskinan.
Upaya untuk pulih lebih cepat tentu memerlukan kerja keras. Tidak perlu menunggu instansi yang berwenang untuk turut andil dalam menciptakan zero accident. Tapi kesadaran kita sebagai masyarakat dan upaya sedini mungkin mengingatkan kerabat terdekat agar lebih berhati-hati dalam berkendara. Mayoritas korban kecelakaan lalu lintas diakibatkan oleh lalainya pengendara. Baik dalam mengendara itu sendiri, maupun lalai dalam melakukan pemeliharaan kendaraan.
Setidaknya ada tiga kunci agar berkendara aman dan nyaman. Tiga kunci alias Tri Siap ini menurut AKBP Kanton Pinem selaku Kasubbid Dikpen Biddikmas Korlantas Polri apabila dilaksanakan, maka pengendara dijamin sampai tujuan dengan selamat. Siap yang pertama yakni siap mematuhi aturan lalu lintas. Adanya rambu-rambu peringatan, marka jalan, alat pengatur lalu lintas seperti traffic light dan lain sebagainya bukan sekadar pajangan. Tapi ia merupakan penanda kepada masyarakat untuk tetap tertib berlalu lintas.
Sangat disayangkan, jika traffic light sudah berawarna merah, akan tetapi masyarakat masih tetap menerobos. Apalagi dalam kondisi sepi. Risiko terjadinya kecelakaan lalu lintas kemungkinan besar terjadi. Mereka sampai ke babak akhir hidupnya sebelum sampai ke tujuan awal berkendaranya.
Siap yang kedua yakni siap dengan kondisi fisik. Jiwa yang sehat dan bugar sangat mempengaruhi konsentrasi pengendara. Apabila dalam perjalanan pengendara mengantuk, maka jangna dipaksakan untuk terus berjalan. Pastikan menepi sejenak dan beristirahat. Kembalikan energi yang hilang.
Siap yang ketiga yakni siap dengan kondisi kendaraan. Pastikan motor atau mobil yang kita kendarai aman. Rem, spion, serta lampu semua dapat difungsikan dengan normal. Ban yang rusak segera diganti dengan yang baru. Kita tentu ingat peristiwa yang terjadi di Balikpapan, di mana sebuah mobil truk container kehilangan kendali akibat rem blong dan menabrak kendaraan kemudian mengakibatkan sejumlah orang meninggal dunia dan luka-luka.
Kita berharap, upaya pemulihan demi terciptanya zero accident melalui Tri Siap ini akan mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas. Sehingga tidak ada lagi raut wajah kesedihan yang terpampang di hari-hari selanjutnya akibat adanya kerabat yang hidupnya berakhir di atas aspal. Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat.
Tulisan yang Sangat bermanfaat🙏
BalasHapuskeren bro teruslah berkarya
BalasHapus