Ikuti aja alurnya. Nikmati prosesnya.
Pernah tidak, kamu menonton sesuatu lantas terkagum-kagum dan mengatakan. "Bisanya?" atau "Mustahilnya." Paling tidak itu yang kerap kali aku katakan manakala menonton bulu tangkis atau sepak bola. Saya misalnya, masih suka terheran-heran dengan umpan Di Maria kepada Mbappe saat PSG melawan Club Bruges. Atau adegan bulu tangkis di mana defensenya keren banget meski udah dismash berkali-kali. Itu keren sekali menurut saya.
Tapi sesuatu yang keren itu, tentu tidak instan. Pasti ada latihan yang rajin dan konsisten pula. Mereka sukses membangun karir mereka di dunia atlet. Dunia olahraga. Mereka menikmati proses di mana mereka menjadi atlet yang bukan kaleng-kaleng.
Saat-saat seperti itu, kadang saya suka bercermin dan sedikit insecure. Mengingat teman-teman yang lain pada keren-keren semua. Dengan karya dan prestasi mereka. "insecure ngeliat teman-teman banyak karyanya," curhatku pada seorang kakak. "Sama banget e." jawabnya. Rupanya saya tak sendiri. Saya tertawa saat itu.
Di satu sisi, saya juga bersyukur. Sebab, bisa jadi ada orang yang ingin berada di posisi saya. Apalagi di masa pandemi sekarang ini. Mungkin pesan yang kutemui senja itu bisa memantik rasa syukurku lebih dalam lagi. Ikuti aja alurnya. Nikmati prosesnya.
Saya tidak tahu ke depan, waktu akan mempersembahkan apa. Tapi saya punya pilihan untuk menentukan hari ini. Memastikan bahwa langkahku tepat dan diridhoi oleh-Nya.
Maka pastikan, Yat. Kata-kata yang terucap, prinsip yang kamu pegang, apa yang terlihat, harta yang kamu peroleh, dan seluruh anggota tubuhmu itu kau gunakan untuk jalan-jalan kebaikan. Kapan kau merasa berat, maka ikuti aja alurnya. Nikmati prosesnya.
0 komentar:
Posting Komentar