"Seperti yang dikatakan Salim A. Fillah bahwa terjebak pada kepuasan adalah perangkap gawat yang hanya akan menghapus gairah untuk meloncat lebih tinggi. Maka manusia tidak boleh berpuas, tapi wajib bersyukur."
Saya jadi ingat perkataan Kek Jamil Azzaini dalam suatu seminar. Bahwa syukur itu ada tahap-tahapannya. Katanya, tahap syukur yang pertama yakni mengucapkan hamdalah. Apabila kita menerima sesuatu, hadiah misalnya, maka ucapkan Alhamdulillah. Segala Puji Bagi Allah. Sebab segala sesuatu, semewah apapun yang kita terima, tetap, segala puji hanya pagi Allah.
Kedua, setelah kita menerima hadiah tersebut, maka pastikan langkah selanjutnya kita lakukan. Yakni, menggunakannya. Apabila kita diberi hadiah dompet, maka gunakanlah dompet itu sebagai wujud syukur kita. Apabila diberi motor, maka gunakanlah motor tersebut. Ini akan menyenangkan pihak pemberi.
Ketiga, menggunakannya ke jalan-jalan kebaikan. Yang sering terlupa, Allah telah mengaruniai kita anggota tubuh yang sempurna. Selain berucap syukur, kita harus menggunakannya dengan baik. Pergunakan ke jalan-jalan kebaikan. Itulah puncak syukur kita kepada-Nya.
Saya menulis seperti ini, bukan berarti saya menjadi orang paling bersyukur di dunia. Saya baru mau belajar ke sana. Karena sering saya ini juga payah dalam bersyukur. Saya kerap lupa sama Allah manakala ada list doa saya yang telah terkabul. Padahal dikabulkannya doa tersebut, kita seharusnya makin dekat sama Allah kan? Bukan makin ele-elean dalam beribadah.
Mari bersyukur sebanyak mungkin, Yat.
0 komentar:
Posting Komentar