Jika teman-teman pernah menonton video Arthur di hadapan hakim yang sempat viral, mungkin teman-teman akan berekspresi sama dengan Arthur. Dalam video itu diceritakan bahwa, Arthur sedang menjalani sebuah kasus di pengadilan. Arthur tak tahu kalau hakim yang menangani kasusnya adalah teman SMPnya. Untung saja, sang Hakim sadar. "Dia dulu adalah lelaki yang baik. Aku bermain bola dengannya. Tapi lihatlah hari ini. Saya sangat menyesal."
Saya pernah berada di posisi hakim, pun Arthur. Hanya saja, kasusnya berbeda. Saya merasa menjadi orang paling bersyukur setelah lingkaran kami berpisah belasan tahun. Saat itu, saya masih SD. Kami berteman begitu lama. Tapi, seiring berjalannya waktu, kami berpisah. Kemudian waktu mempertemukan kami kembali lewat jejaring sosial. Ada dia di sana.
Dan, seperti yang saya katakan. semua berubah. Pernah dengar tidak, kalau pribadi seseorang dapat berubah pada kurun waktu 2 tahun? Itulah yang dialami temanku. Bukannya saya merasa lebih baik darinya. Tapi saya merasa, apa yang dilakukannya justru menjauhkan dia dari kebaikan. Baiknya memang kita bisa membuatnya menjadi pribadi yang lebih baik. Tapi, apa mau dikata. Tidak bisa. Saya jauh. Pun, dia.
Pada diriku sendiri, saya ingin mengucapkan terima kasih. Lebih khusus lagi, kepada siapapun yang membuat saya menjadi baik. Hidayat yang sekarang, tidak akan pernah menjadi Hidayat tanpa kalian. Hidayat akan terus belajar, belajar, dan belajar. Sekali lagi, terima kasih.
Pada temanku, semoga Allah mendekatkanmu ke jalan kebaikan. Kita tidak tahu, bagaimana skenario Allah. Saya hanya terus berdoa, semoga kamu bisa menjadi baik. Lebih baik.
Semoga jalan-jalan yang kita tempuh, mendekatkan kita kepada-Nya.
0 komentar:
Posting Komentar