Cari Blog Ini

Selasa, 24 Desember 2019

Bersyukur Dengan Pekerjaan Kita

Saat saya menulis ini, perlu kamu ketahui, kantor sedang libur. Tapi saya tetap masuk kerja. Meski pressure kerjanya berbeda dengan hari kerja, tapi tetap saja kerja. Bahkan saya sempat terpikir, jika kamu ingin merasakan bagaimana kantor seharusnya, maka lihatlah bagaimana kantor tersebut di akhir tahun. Akhir tahun ini memang sedang padat-padatnya. Tapi itulah pekerjaan. Harus dijalani. Suka ataupun tidak suka.

Ruteku hari ini, setelah mencuci pakaian, saya ke kantor kurang lebih pukul 10 lewat. Di sana saya menghabiskan waktu untuk mengurus beberapa berkas untuk siap bayar. Sebab memang, kadang saya agak susah membagi waktu manakala sudah memasuki waktu kerja. Ini terkhusus akhir tahun yah. Jadi waktu terbaik untuk saat ini yakni hari libur. Beruntungnya, saya masih sendiri. 

Setelah dari kantor, saya ke kantor polisi. Ya. Teman saya sekarang kebanyakan polisi. Tempat main pun sekarang di kantor polisi. Tapi, tetap saya menikmati hal tersebut. Ngomong-ngomong, apa sih sebenarnya yang pingin saya omongin hari ini? 

Sewaktu di Polres tadi, saya mendengar cerita dari seorang Kasatlantas. Meski yang dibicarakan olehnya yakni tentang profesi polisi. Tapi tetap, hikmahnya bisa diambil. "Sekarang itu, sedikit orang yang mau masuk Lantas. Kebanyakan ke Reskrim. Mau pakai pakaian biasa. Tidak mau pakai seragam tiap hari kayak di Lantas. Lah, itulah pilihan kalau mau jadi polisi."

Semenjak masuk Jasa Raharja, atau lebih tepatnya setelah di SK-kan di Mobile Service, kadang saya berpikir. "Banyak banget yang mau dikerja di Mobile Service yah?" Saya kemudian menarik nafas. Kemudian bersyukur. Gaji saya selama Mobile Service cukup sepadan. Jadi tidak boleh mengeluh perihal posisi kerja saya di mana. Saya harus memberikan yang terbaik untuk perusahaan. Tidak boleh tidak. Mengeluh itu virus yang harus dicegah. Harus dihilangkan.  Perusahaan telah memberi saya lebih. Memberi saya jaket, tas, dan hal-hal lain. Apalagi, posisi yang saya tempati ini tidak jauh beda dengan Polisi atau TNI. Sebab ia adalah ruh perusahaan.

Saat ada kecelakaan -apalagi kecelakaan menonjol-, kita harus terjun mengunjungi korban. Kita tunjukkan rasa simpati kita bahwa kita adalah insan Jasa Raharja. Kita tetap ada di hati masyarakat. Siap siaga saat kecelakaan muncul. 

Pada dasarnya, kita punya peran dan posisi masing-masing. Tinggal bagaimana kita memaknai peran kita di bumi. Pastikan peran kita tidak melenceng dari norma agama ataupun norma di wilayah kita. Pastikan kita berbuat baik dari hari ke hari. Pastikan kita menunjukkan peran terbaik kita. Bersyukur dengan pekerjaan kita. 

Jika pada saatnya kita mencapai titik jenuh atau lelah, maka lihatlah kembali mereka-mereka yang sedang antri untuk memperoleh pekerjaan. Atau lihatlah kembali orang-orang di bawah kita. Sebab itu salah satu jalan agar kita bersyukur. 


0 komentar:

Posting Komentar

Muh. Hidayat. Diberdayakan oleh Blogger.