Oke. Lanjut ke laptop. Ini tulisan pertama saya di blog di 2019. Saya mengakui sudah lama saya tidak menulis. Kalau pun menulis, saya hanya menulis laporan mingguan tentang dunia kantor.
Saya ingin flashback saja tentang pencapaian saya di 2018. Saya, kamu, dan siapa saja tentu punya harapan. Tapi ini catatan saja buat kamu yang sedang membaca ini, bahwa jangan ikuti saya. Kenapa? Karena saya ini banyak mimpinya, tapi sedikit geraknya. Satu-satunya pencapaian saya yang berhasil yakni keluar dari ketek orang tua alias mandiri. Bukan mandi sendiri yah. Meski pencapaian ini harus merentangkan jarak saya dengan keluarga, atau dengan kata lain; merantau.
Ya. Ini pertama kalinya saya merantau. Merantau ini jadi boleh dibilang bonus juga sih. Karena sewaktu ingin kuliah, saya berharap bisa merantau. Pingin rasain gimana rasanya jadi anak kostan. Eh tau tau terwujud. Tapi, tentulah beda rantau sebagai anak kuliahan dan anak kantoran.
Selama merantau, yang kamu rasain tentu saja bakal rindu keluarga. Rindu masakan ibu. Saya rindu banget sama sayur jagung buatan ibu. Anak kostan tentu paham bahwa cita rasa masakan ibu tidak ada bandingannya dengan warung mas joko, atau makanan yang kamu pesan di grab. Meski saya tahu, kalau bersama keluarga, kamu pinginnya makan di luar juga. Hahaha. Tapi yah, kenangan bisa membentuk wujudnya dalam bentuk makanan. Barulah kita merindukannya setelah tak ada. Apalagi makanan itu dibuat oleh seorang istimewa bernama Ibu.
Kalau kamu ngerantau di kota, kamu punya banyak pilihan bakal weekend ke mana. Tapi, kalau rantau di kota yang baru saja kena musibah seperti Palu, kamu harus apa yah? Tidak mungkin bakal stay di kost aja terus-terusan. Paling tidak, kamu harus pintar-pintar mengisi waktu kamu. Minimal kamu berolahraga. Kalau saya ditanya olaharaganya apa selama ngerantau, saya jawab skipping alias lompat tali. Yang jelas berkeringat dulu. Kalau ini sih, olahraga khusus di rumah aja. Kalau lari, sepertinya bakal coba di kemudian hari.
Yang jelas, ini tergantung cara pandangmu perihal ngekos juga sih. Kalau kamu pintar-pintar, tentu tak ingin habisin waktu dengan tidur juga. Meski harus saya akui, kadang saya melakukan itu juga kalau misalnya list to do saya sudah selesai. Enaknya ngekos juga, kamu bebas ngapa-ngapain perihal kamar kamu. Wong itu punya kamu.
Sebenarnya masih banyak lagi yang ingin saya tulis perihal ngerantau. Tapi nanti lah dilanjut. Sampai jumpa di tulisan selanjutnya.
0 komentar:
Posting Komentar