Ada salah satu adegan yang sangat saya sukai dalam anime 'Days'. Anime yang menceritakan tentang sepak bola. Jadi, pada saat pertandingan, tim Tsukamoto, Seiseki sedang unggul melawan tim. Sayangnya saya lupa nama tim yang dilawannya. Seiseki unggul di babak pertama sebanyak 4 - 0. Lawan mereka juga cukup tangguh.
Di babak kedua, pelatih melakukan pergantian pemain. Pemain yang cukup handal, yang didominasi anak kelas 3. Yang diganti pun cukup banyak. Mereka digantikan oleh pemain yang minim pengalaman, yakni anak kelas 1.
Yang menarik, ketika asisten manajer Seiseki, Ubakata bertanya pada sang pelatih. Kurang lebih pertanyaannya seperti ini, "Apa tidak salah memasukkan mereka?" Di pikiran Ubukata, mereka akan kalah. Sebab, baru beberapa menit pemain pengganti masuk, mereka sudah kecolongan gol.
Kata pelatih, tidak. Pelatih sengaja memasukkan mereka agar mereka bisa merasakan bagaimana rasanya berada di pertandingan besar. Berada pada posisi tertekan. Merasakan bagaimana rasanya kecolongan gol. Dengan itu, mereka akan belajar dan menemukan irama permainan mereka sendiri.
Singkat cerita mereka menang. Meski harus diakui, kemenangan itu berkat pertandingan para senior di babak pertama. Mereka menang 4 - 3.
Saya senang sekali dengan percakapan dalam anime tersebut. Saya teringat dengan video-video motivasi atau pun ceramah. Bahwa, untuk menjadi sukses, kita harus merasakan bagaimana rasanya penuh dengan masalah. Masalah ketika kita kemasukan gol. Sebab hal itu yang mendewasakan. Adakah tokoh-tokoh kita sukses dengan tanpa masalah?
Jika kita telisik pada surah Al-Fatihah, "tunjukkanlah kami jalan yang lurus", apakah jalan yang lurus itu yang ditempuh para nabi jalan yang mulus, tanpa kelok, tanpa rintangan, tanpa duri ataupun semak belukar? Jawabannya tentu tidak. Jalan para nabi tentu tidaklah mudah. Ada yang ratusan tahun berdakwah tapi hanya secuil saja yang menerima. Ada yang ditimpa penyakit yang entah apa obatnya. Ada yang dilempar batu hingga bercucuran darah. Adakah jalan tersebut benar mulus?
Ah. Rasa-rasanya saya perlu belajar, belajar, dan belajar lagi. Sebab sungguh, masalah itu menguatkan. Masalah itu membuat kita tumbuh. Menjadikan kita pribadi yang senantiasa dewasa.
Tetap semangat buat kita semua.
Cari Blog Ini
Jumat, 04 Mei 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Muh. Hidayat. Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar