Cari Blog Ini

Minggu, 27 Desember 2015

Aplikasi Test Love

Saat itu, saya sedang lapar-laparnya. Alhasil, saya hentikan obrolan dengan Sang Pemilik Segala. Saya bergegas ke kios dekat Masjid. Tak butuh waktu lama. Sebab dengan lima belas langkah kamu sudah sampai. Saya membeli sebuah roti cokelat dan teh gelas.

"Kak, belikan dulu e," suara anak kecil tiba-tiba terdengar. Saya lupa siapa namanya. Dia adalah salah satu santri Mesjid Al-Muslimun.

Saya memberikan uang seribu. Kulihat ia membeli dua manisan. Entah itu manisan mangga atau kedondong. "Yang besar-besar ka," kata anak berbaju biru itu pada pembeli. Ia meminta ukuran manisan yang besar.

Sambil menikmati roti yang telah kubeli, tepat didekat menara mesjid santriwati berkumpul. Saya pindah ke tempat mereka. Satu dari mereka telah saya lupa namanya. Sebab lama ia telah menghilang. Mungkin karena sekolah atau apa. Tingginya pun bertambah.

"Siapa lagi namanya itu?" Saya bertanya pada Mirna.

"Asifah, Kak."

Beberapa menit kemudian, Salsa dan teman-temannya datang. Ah. Mengenai Salsa, ia adalah anak kelas empat SD yang manjanya minta ampun. Ia selalu ingin jadi yang pertama. Entah itu mau curhat atau mengaji. "Ajarka i," katanya suatu hari. Anak yang giginya sedikit ompong itu juga pernah curhat mengenai pacarnya. Terkadang nakke herang tong. Kok bisa anak SD udah punya pacar?

Saat itu Salsa membawa smartphonenya. Ia membuka aplikasi 'Test Love'. Aplikasi yang mengukur seberapa besar kecocokan antara pria dan wanita hanya berdasarkan nama. Salsa mengetik nama 'Zaki' dan namanya. Mendadak semua mata tertuju pada layar. Kira-kira ada tujuh santri dan santriwati yang melihat. Dan hasilnya adalah seratus persen. Salsa tertawa bahagia. Saya ikut tertawa.

"Saya bedeng sama Salsa," tawar saya pada Salsa. "Setelah itu Mirna sam Ela."

Salsa mengetik nama 'Dayat' dan namanya. Hasilnya tak sampai lima puluh persen. Kami kembali tertawa.

Salsa kembali mengetik nama 'Dayat' dan 'Ela'. Dan kamipun terhambur. Sebab hasilnya seratus persen. Tawa meledak.

"Sudah. Tidak boleh main begituan. Tidak boleh dipercaya," Saya menasehati mereka. Dan kau tahu apa jawaban mereka? Mereka malah mengajukan nama-nama artis seperti; Ricky Martin dan Al Gazali. Saya cuman menggelengkan kepala. Anak-anak memang selalu membuat senyuman.

0 komentar:

Posting Komentar

Muh. Hidayat. Diberdayakan oleh Blogger.