Cari Blog Ini

Minggu, 25 Oktober 2015

Prasangka

Prasangka adalah keniscayaan bagi setiap manusia. Entah ia berprasangka pada orangtua, teman, bahkan Tuhannya. 

Saya termasuk orang yang sangat sering berprasangka. Di suatu kos, di dekat rumah saya, ketika melihat seorang lelaki menarik tangan perempuan ke dalam kamarnya, saya langsung berprasangka. Saat saya sedang bersantai di dalam kamar, dan ayah saya memanggil, saya kembali berprasangka. Saat perempuan selalu tersenyum di hadapan saya, saya berprasangka. Saat seseorang suka meng-update status kebencian di beranda sosial media, saya berprasangka.

Dalam kurun waktu dua puluh empat jam, saya menciptakan prasangka-prasangka itu. Prasangka yang muncul dalam keadaan bawah sadar saya. Lantas, apa untungnya berprasangka? Bukankah ia sesuatu yang pasti?

Rasa-rasanya, perkataan penulis, Helvy Tiana Rosa cukup untuk menutupi tulisan ini. Tinggal butuh banyak perenungan. "Salah satu yang paling saya takutkan terjadi pada diri saya adalah berprasangka buruk terhadap orang lain. Banyak menduga-duga, sehingga saya tidak produktif terhadap waktu dan sibuk mencari-cari keburukan orang itu, dari amal hingga kalbunya, wilayah yang hanya kuasa Allah semesta."

0 komentar:

Posting Komentar

Muh. Hidayat. Diberdayakan oleh Blogger.